Kamis, 05 Maret 2009

Seputar Shalawat Kepada Rasulullah SAW

As Salamu 'alaikum wr. wb.,
Pertama-tama, ada hal yang harus ditegaskan di sini, bahwa bersholawat merupakan tuntunan agama, dan siapa yang mendengar nama Nabi Muhammad saw maka harus menjawab atau mengucapkan sholawat, minimal bersholawat dalam hati. Intinya harus bersholawat. Berikut ini dalil seputar sholawat:

QS 33:56. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat- Nya bershalawat untuk Nabi[1229]. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya[1230] .

[1229]. Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan:Allahuma shalli ala Muhammad.[1230]. Dengan mengucapkan perkataan seperti:Assalamu' alaika ayyuhan Nabi artinya: semoga keselamatan tercurah kepadamu hai Nabi.

Dari Ibnu Mas'ud ra. Rasulullah Saw. Bersabda:"Bahwasanya seutama-utamanya manusia (orang yang terdekat) dengan aku pada hari kiamat adalah mereka yang lebih banyak bershalawat kepadaku". (HR. Tirmidzi, An-Nasa'i dan Ibnu Hibban)

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda:"Seseorang amat hina, jika bila namaku disebutkan di sisinya lalu ia tidak mengucapkan shalawat kepadaku". (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadis hasan).

Dari Anas r.a. ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda:"Barangsiapa disebutkan namaku disisinya, maka hendaklah ia mengucapkan shalawat kepadaku, karena barang siapa bershalawat kepadaku sekali, Allah Azza wa Jalla bershalawat (memberi rahmat) kepadanya sepuluh kali". (HR. Ibnu Sunni dengan isnad jayyid).

Celakalah seseorang yang namaku disebutkan di sisinya lalu ia tidak bersholawat untukku.” [H.R. Tirmidzi dan Hakim]

Dari Ali r.a. ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda:"Orang yang bakhil (kikir) itu ialah orang yang (jika) namaku disebut disisinya, maka ia tidak mau mengucapkan shalawat kepadaku". (HR. Tirmidzi, Ia menyatakan hadis yang hasan shahih)

Dari Abu Thalha r.a. Sabda Rasulullah Saw.:"Pada suatu hari beliau datang, sedangkan kegembiraan tampak di wajahnya, lalu beliau Saw. bersabda: "Jibril as. datang kepadaku dan ia berkata: "Tidak engkau ridha, hai Muhammad bahwa tidak seorangpun dari ummatmu memohonkan rahmat (membaca shalawat) atasmu melainkan saya memohonkan rahmat atasnya sepuluh kali, dan tidaklah seseorang dari umatmu memohonkan keselamatan atasmu kecuali aku memohonkan keselamatan atasnya sepuluh kali.". (HR. An-Nasai dan Ibnu Hibba, dengan sanad yang baik)

Dari Anas r.a. ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda:"Siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali shalawat, (rahmat) dan Allah menghapuskan kesalahan dan mengangkat sepuluh derajat kepadanya". (HR. Ahmad, An-Nasa'i dan Al-Hakim)

Dari Anas ra, ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda:"Tidak sempurna iman seorang dari kamu sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada ia mencintai anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya". (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Turmudzi, Nasai dan Ibnu Majah)

Dari Abduraahman Bin Abi Laila dari bapaknya ra, ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda :"Tidak sempurna seseorang dari kamu sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada dirinya, dan ahliku lebih dicintai olehnya daripada ahlinya, dan anak cucuku lebih dicintai olehnya daripada anak cucunya, dan keturunanku lebih dicintai olehnya daripada ia mencintai keturunannya" . (HR. Thabrani dan Baihaqi)

Dari Abi Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda :"Tiada dari seorang yang mengucapkan salam kepadaku melainkan Allah menerima ruhku sehingga aku menjawab salam padannya". (HR. Abu Dawud)

Dari Abi Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda :"Bershalawatlah atas para Nabi Allah dan utusan-Nya sebagaimana kamu semua bershalawat kepadaku, sebab mereka itu sama diutus sebagaimana aku diutus". (HR. Ahmad dan Al-Khathib)

Dari Abi Umamah ra, ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda :"Perbanyaklah membaca shalawat padaku pada setiap hari Jum'at, sebab shalawat ummatku dipintakan kepadaku setiap hari Jum'at. Maka siapa yang paling banyak shalawatnya kepadaku dari mereka maka ia orang yang terdekat dari mereka kepadaku akan tingkatannya" . (HR. Al-Baihaqy)

Dari Ali Bin Husin dari ayahnya dari kakeknya ra, Rasulullah Saw. Bersabda :"Siapa bershalawat kepadaku dihari Jum'at seratus kali maka ia datang dihari kiamat dengan cahaya, andaikata dibagi antara makhluk semuanya maka cahaya itu akan memenuhinya". (HR. Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah)

Dari Al-Husin Bin Ali ra, Rasulullah Saw, Bersabda :"Dimana saja kamu berada maka bershalawatlah kepadaku, sebab shalawatmu itu akan sampai kepadaku". (HR. At-Thabrani)Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah Saw, Bersabda :"Siapa bershalawat kepadaku disisi kuburku maka saya mendengarnya, siapa bershalawat kepadaku dari jauh maka shalawat itu diserahkan oleh seorang malaikat yang menyampaikan kepadaku, dan ia dicukupi urusan keduniaan dan keakhiratannya, dan aku sebagai saksi dan pembela baginya". (HR. Al-Baihaqy dan Al-Khatib)Dari Ibnu Mas'ud ra, Rasulullah Saw. Bersabda :"Bahwa Allah Swt. memiliki malaikat-malaikat yang berkeliling di bumi sebagai penyampai "salam" kepadaku dari ummatku". (HR. Al-Hakim, An-Nasai, Ibn Hibban)

Macam macam Sholawat dapat di golongkan menjadi 2 golongan yaitu:
Sholawat Ma‘tsuroh : Sholawat yang redaksinya langsung dari Alloh swt dan/atau Nabi Muhammad saw, misalnya Sholawat Ibrohimiyah, yaitu seperti dalam bacaan Tasyahhud akhir Sholawat.
Sholawat Ghoiru Ma'tsuroh: yaitu sholawat yang disusun/diajarkan oleh selain Nabi Muhammad saw, yaitu : yaitu oleh para sahabat, tabi’in, auliya, para ulama’ dan umumnya orang islam. Misalnya: Sholawat Nariyah, Munjiyat, Badawi, Badar, dan masih banyak lagi. Barzanji pun masuk di dalamnya.

Sudah jelas bahwa sholawat ma'tsuroh lebih utama dan lebih mulia daripada sholawat ghoiru ma'tsuroh, karena diajarkan langsung lafadznya oleh Allah swt dan/atau Nabi Muhammad saw. Karena itu hendaknya kita melazimkan membaca sholawat ma'tsuroh, terlebih yang dipakai dalam sholat. Dan sholat dengan sholawat ma'tsuroh, terutama sholawat Ibrohimiyah adalah identik. Memperbanyak sholat, berarti memperbanyak bacaan sholawat Ibrohimiyah.

Tinggal masalahnya sekarang bagaimana dengan sholawat Ghoriu Ma'tsuroh? Di sini ada khilafiyah atau pembicaraan, tapi mayoritas memperbolehkannya. Memang ada yg mengkritisi karena tidak diajarkan oleh Allah swt / Nabi Muhammad saw, karena tdk tauqifiyah. Namun banyak pula ulama yang tidak mengharuskan sholawat harus ma'tsuroh, karena merupakan Ibadah Ghoiru Mahdhoh. Apalagi dalam beberapa hadits dan atsar, ada shahabat ra yg menggubah doa, dzikir, dan sholawat, dan diketahui oleh Nabi Muhammad saw, tetapi Nabi saw tdk mengecamnya. Silahkan lihat kitab-kitab hadits, tafsir, dan fiqih.

Namun utk sholawat yg dipakai dalam sholat, harus ma'tsuroh, apalagi ada dalil dari Nabi Muhammad saw yg berbunyi: "Sholluu kamaa roaitumuunii usholli" - Sholatlah kamu sebagaimana aku sholat. Ada juga yang mengkritisi karena beberapa sholawat Ghoiru Ma'tsuroh mengandung lafadz bermakna tawassul. Namun tawassul adalah masalah khilafiyah, dan jumhur 'ulama, terlebih di masa salafus-sholih membolehkan, bahkan menganjurkan tawassul dgn Nabi Muhammad saw. Silahkan lihat buku-buku fiqih baik dari era klasik hingga kontemporer. Ada juga yang mengkritis karena beberapa sholawat Ghoiru Ma'tsuroh karena beberapa terkesan terlalu puitis dan berlebihan. Padahal di beberapa hadits, Nabi Muhammad saw memberi peringatan baik halus maupun tegas utk tdk berlebihan memujinya. Maka ada ulama yg memakruhkan doa dan sejenisnya yg terlalu berlebihan. Tetapi banyak yg membolehkannya, terlebih dlm sholawat, karena pd era shahabat ra pun sudah menggubah nasyid, lantunan pujian dan sholawat kpd Nabi Muhammad saw, terutama Hasan bin Tsabit ra, dan Abbas ra. Ini terekam dlm hadits, atsar, tarikh, siroh nabawiyah. Silahkan mencarinya.

Intinya memang ada khilafiyah pada masalah sholawat Ghoiru Ma'tsuroh, namum mayoritas tidak mempermasalahkannya , dan toh ini masalah ijtihadiyah di area furu'. Bukan area ushul yg kalau salah atau berbeda bisa mengeluarkan orang tsb dari agama. Ini masih dlm area furu'.Yg super bid'ah lagi haram adalah gara-gara masalah furu' sampai berpecah-belah, memutuskan tali silaturahim dan ukhuwah Islamiyah, hingga tdk bertegur-sapa, tdk mau sholat jama'ah, saling mencaci-maki. Lihatlah ayat-ayat dan hadits berikut, dan carilah asbabun-nuzul dan asbabul-wurudnya. Hanya orang-orang yang keras hati dan bermental titisan khowarij dan takfiri saja yg enggan mengambil hikmah dan merubah sikapnya.

(QS 3:103). Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

(QS 49:9). Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

(QS 49:10). Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

(QS 49:11). Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[1410] dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
[1409]. Jangan mencela dirimu sendiri maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana orang-orang mukmin seperti satu tubuh. [1410]. Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: hai fasik, hai kafir dan sebagainya.

(QS 49:12). Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan) , karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

(QS 49:13). Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Dan ini juga jelas tidak beradab, dan menyakiti perasaan Nabi Muhammad saw. Padahal adab terhadap Rasulullah saw penting, jangan berdebat, memanggil namanya dgn suara yg tdk lemah lembut atau kurang sopan saja, sudah dikecam! Apalagi kita berdebat seperti ini, bahkan dgn topik sholawat, tanpa mempertimbangkan segala aspek dan kajian secara seksama dan mendalam. Bagaimana kita bisa menghadap Nabi Muhammad saw kelak di hari kiamat? Lalu bagaimana bila Beliau saw bertanya kpd kita, kenapa kita berdebat ttg sholawat macam begini?

(QS 49:2). Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu[1408] , sedangkan kamu tidak menyadari.
[1408]. Meninggikan suara lebih dari suara Nabi atau bicara keras terhadap Nabi adalah suatu perbuatan yang menyakiti Nabi. Karena itu terlarang melakukannya dan menyebabkan hapusnya amal perbuatan.

(QS 49:3). Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.

Hubungilah orang yang memutus hubungannya dengan kamu dan berilah (sesuatu) kepada orang yang enggan memberimu. Hindarkan dirimu dari orang yang menzalimi kamu (Artinya, jangan menghiraukan orang yang menzalimi kamu). (HR. Ahmad)

Jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling mengenal timbul perselisihan. (HR. Muslim)

Apabila kawan muslim seseorang digunjing dan dia tidak menyanggah (membelanya) padahal sebenarnya dia mampu membelanya maka Allah akan merendahkannya di dunia dan di akhirat. (HR. Al Baghowi dan Ibnu Babawih)
Cukup jahat orang yang menghina saudaranya. (HR. Muslim)

Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog mengemukakan isi hati dan yang terbaik ialah yang pertama memberi salam (menyapa). (HR. Bukhari)

Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. (HR. Muslim)

Jibril Alaihissalam yang aku cintai menyuruhku agar selalu bersikap lunak (toleran dan mengalah) terhadap orang lain. (HR. Ar-Rabii')

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak mengecewakannya (membiarkannya menderita) dan tidak merusaknya (kehormatan dan nama baiknya). (HR. Muslim)
Jangan menolak hadiah dan jangan memukul kaum muslimin. (HR. Ahmad)

Sesungguhnya Allah Ta'ala menyukai kelestarian atas keakraban kawan lama, maka peliharalah kelangsungannya. (HR. Ad-Dailami)

Seorang mukmin yang bergaul dan sabar terhadap gangguan orang, lebih besar pahalanya dari yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar dalam menghadapi gangguan mereka. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Senyummu ke wajah saudaramu adalah sodaqoh. (Mashabih Assunnah)

Apabila dua orang muslim saling berjumpa lalu berjabatan tangan dan mengucap "Alhamdulillah" dan beristighfar maka Allah 'Azza Wajalla mengampuni mereka. (HR. Abu Dawud)

Sekali lagi, yg suka berdebat, mestinya jauh lebih mengerti dan paham kajian tafsir, asbabun-nuzul, asbabul-wurud dari ayat Al-Quran dan hadits di atas. Monggo pelajari dan renungkan!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Koreksi jika ada kesalahan "Sesungguhnya manusia tidak luout dari salah dan dosa"